Kamu udah ke Danau Kelimutu?
Aku dong udah
Dari sejak dulu emang pengen
banget ke Kelimutu, secara cuma bisa lihat gambarnya di uang lima ribuan jadul
itu kan ya. Pucuk dicinta ulam tiba.
Waktu itu abang yang ngajakin,
aku pikir cuman di PHP in doang. Eh..bener ternyata, sampe bingung sendiri buat
nyiapin gembolan. Secara perjalanan yang ditempuh cukup jauh, harus bermalam
pula. Yang pasti bawa baju ganti banyak-banyak, pasukan kecil ada tiga orang.
Jadilah setengah lemari pindah
tempat.hahaha...ini mamak lebay.
Kami memutuskan untuk menginap di
Ende. Pertimbangannya ya karena bisa sambil pesiar-pesiar. Kalau menginap di
Moni lebih dekat, ke Kelimutu sekitar 15 km, hanya saja terlalu dingin. Moni terletak
di kaki Gunung Kelimutu. Ada banyak penginapan dan rumah penduduk yang disulap
jadi guest house, untuk para wisatawan.
Selepas subuh, dari Ende kami
melanjutkan kembali perjalanan menuju Kelimutu. Sekitar 65 km yang harus kami
tempuh. Hari masih gelap. Dan tak ada ceritanya jalan lurus di tanah flores
ini, jalan berkelok kelok. Tak terlalu mengerikan sih, hanya saja membuat mabok
darat. Disepanjang jalan kami semua terlelap, kecuali abang yang dibelakang
kemudi itu.
Sesampainya di gerbang Kelimutu,
kita akan membeli tiket masuk. Untuk wisatawan lokal tarifnya cukup murah 5.000/orang. Sedangkan untuk wisatawan asing
150 rb/orang. Dari gerbang menuju ke Lokawisata masih beberapa kilometer.
Kelokannya jauh lebih tajam dan lebih banyak dari sebelum-sebelumnya. Seperti
obat nyamuk bakar yang tak tuntas-tuntas.
Usahakan pagi buta sudah tiba di
Kelimutu. Karena bisa melihat sunrise yang indahnya tiada tara.
Kalaupun hari mendung, dan tak
dapat sunrise, paling tidak bisa dapat tempat parkir yang dekat. Kalo hari
libur, parkir mengular. Yang berarti jalan menuju ke danau akan semakin jauh.
jangan lupa mengenakan pakaian
tebal. Dinginnya menggigit sampe ke tulang. Boleh juga bawa kain tenun ende
cukup hangat dipake untuk kridongan π
Sebelum sampai di puncak danau,
Kita akan menyusuri hutan wisata yang asri dan sejuk. Lumayan juga sih kalo
sambil gendong bayi. Saking senengnya sampe enggak kerasa gapeh J. disepanjang jalan
ketemu sama beberapa debay. Mamaknya saling melempar senyum meski tak kenal.
Senasib. Mungkin gitu dalam hati kali ya...
Sempat kepikiran sewaktu tiba di
sana, kok ada danau di ketinggian? kalau yang aku lihat ya, danau ini
mirip-mirip sebuah kawah di puncak bukit, ternyata iya danau ini merupakan kawah
dari Gunung Kelimutu. Tak ada bau belerang seperti saat berkunjung di tangkuban
perahu. Sejuk sekali.
Kami harus menunggu beberapa
saat, sambil duduk duduk di sepanjang tangga perlintasan karena danau masih
tertutup kabut. Sesekali sambil melempar buah stroberi untuk kera-kera yang
bermain disekitar tangga.
Tak berapa lama kabut mulai naik.
Dan Tara......semua rasa lelah terbayar saat merasakan keindahannya. Para
pengunjung mulai memotret dan berselfi. Termasuk sayah.
Danau Kelimutu sendiri terletak
di Desa Pemo, Kabupaten Ende, tepat di puncaknya Gunung Kelimutu. Kelimutu
sendiri perpaduan dari kata “Keli” yang berarti gunung dan “mutu” yang berarti
mendidih. Jadi kalo digabung menjadi Gunung yang Mendidih. Serem ya bo.
Terakhir kali meletus di tahun 1968. Saya belum lahir.
Danau ini memiliki tiga warna
yang akan selalu berubah (merah,putih,biru). Karena keunikan ini, tak heran
Kelimutu menjadi destinasi wisata yang kesohor seantero negri bahkan
mancanegara.
Konon setiap warna pada danau
memiliki arti yang berbeda-beda. Ini mitos dari penduduk setempat. Danau yang
berwarna Merah “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang
mati yang selama hidup melakukan kejahatan/tenung. Danau yang berwarna putih
“Tiwu Ata Mbupu” tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Dan Danau yang berwarna biru “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” tempat berkumpulnya jiwa
muda-mudi yang meninggal.
Meski demikian, tak ada kesan seram sama sekali saat berkunjung ke Danau Kelimutu.
Saat saya berkunjung, dua danau
berwarna hijau dan satu danau berwarna putih. Menurut penelitian sih warna air
di dalam danau selalu berubah disebabkan oleh proses geokimia di dasar danau
yang menghasilkan kandungan zat kima tertentu di dalam air.
Hari menjelang siang saat kami
hendak pulang. Pengunjung semakin banyak di lokawisata yang kebanyakan turis
lokal yang ingin menghabiskan waktu liburan.
Kami juga sempat singgah di Pasar
Moni saat perjalanan pulang. Ada sayuran dan buah segar di situ. Murce (murah
cekali). Biasa kan mamak mamak kalo ada yang murah suka kalap. Hahahaha.
Pertanyaan saya terjawab sudah.
Kenapa tak ada hotel atau tempat hiburan apapun di sekitar Kelimutu. Karena
Danau Kelimutu terletak di Kawasan Taman Nasional dan Hukum adat setempat
melarang penduduk untuk melakukan jual beli tanah di sekitar Kelimutu. Oh...keren
sekali kan.
Kesan saya setelah mengunjungi
Kelimutu, mau..lah kesini lagi kapan kapan. Tapi naik motor saja.
Destinasi wisata yang sangat
recomended
#latepost #danaukelimutu #ende #flores #ntt #kelimutulake #kelimutu #moni