Sunday, December 25, 2016

BORONG, UNTOLD STORY

Kalau kebanyakan orang, akan menyepi atau tinggal di kampung saat sudah menua. Maka saya tak perlu menunggu tua dulu. Ini pilihan. Memang tak ada mol di sini, kalo molor iya. Tapi ada semacam perasaan nyaman dan tenang, yang saya sendiri susah mendefinisikannya.


BORONG, UNTOLD STORY……..


Kalo dengar kata borong pasti yang dipikirin belanja…hihihi….

Kalo yang ini lain mak…borong ini borong yang teramat istimewa dihati……
kalau buat saya itu…

Konon disalah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur ini, berpusat di Borong, sebuah kota kecil yang merupakan ibu kota Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Pemekaran dari Manggarai.

(Ada Manggarai yang berpusat di Ruteng, Manggarai Timur di Borong dan Manggarai Barat yang berpusat di Labuan Bajo. Terletak pada satu daratan yang dahulunya adalah Manggarai Raya).

Kota kecil gimana sih… ya seukuran kota kecil di Pulau Flores gitu, dari situ kembali kesitu lagi…..jangan pernah bayangin kayak Purwokerto di tanah Jawa…jauh…

Kali pertama tinggal di Borong di tahun 2009 lalu…..hingga 2016 sekarang ya pasti udah laeen. Yang sama cuma satu, pertanyaan buat saya…entah dari siapa saja pasti selalu nanya BETAH nggak wi?

Hihihi (mringis)

Borong yang disebut kota kecil (baca : kecil banget) itu lebih tepatnya sih disebut ibu kota ekonomi.  lah ko bisa….ya secara kan kalo ibu kota kabupaten idealnya segala kegiatan terpusat disitu entah kegiatan ekonomi atau pelayanan publik. Sementara untuk Kabupaten Manggarai Timur, Kantor Bupati dan sederetan instansi pemerintah lainnya yang merupakan tempat pelayanan publik ada di Lehong, beberapa kilometer dari Borong, dimana disitu merupakan perbukitan gersang nan tandus. Di kiri kanan jalan terlihat perdu dan ilalang. Yang jauh sekali dari keramaian, melewati jalan terjal berbatu dan berdebu, ya lah di situ belum diaspal sampai dengan tahun 2015. Tahun 2016 sudah mulai berbeda kondisi jalannya. Udah mulai oke.

Bisa kebayang kan gimana riweuh nya para penduduk bumi kalo lagi ngurusin entah itu kartu keluarga, akte kelahiran atau dokumen lain-lain. Kalo ngojek borong-lehong PP mihil sekale, apalagi kalo dari kampuang nan jauh di pota,sita, atau kisol. Belum tentu satu kali jalan itu dokumen selesai. Adakalanya kepala dinas tak ada, om yang operator tak masuk, atau karena memang dokumen yang butuh proses administrasi lama. Kesian deh lo (hehehe). Tapi itu dulu.........sekarang akses ke lehong semakin mudah dengan mulai diaspalnya jalan, meski baru separo. Tapi itu lumayan, berasa lebih dekat.

Di Borong, belum lama ini sudah terpasang gagah satu-satunya lampu bangjo di perempatan menuju pasar. Cuma ya itu, kurang fungsi kalo pas sepi. Toh kendaraan tak terlalu padat. Cuma di sini , lampu merah bisa jalan tak kena tilang. (ampun om pol...)

Mau cari makanan lidah Jawa, padang, tinggal pilih, jarimu udah nggak pas buat ngitungin warung. Penjual bakso di sepanjang jalan, tambah lagi dengan geng bakso arema yang merangsek setiap sudut kampung, mulai dari gerobak jalan sampe gerobak motor. ada.

Kalo mau beli baju, selain di toko toko baju yang berjajar di pinggir jalan soekarno hatta, the famous place lainnya ya RB. Ada di pasar. RB itu singkatan dari Rombengan. Rombengan ini pakaian sisa ekspor, harganya paling murah sedunia flores, jika dibandingkan dengan pakaian kredit kelilingan…bisa puluhan kali lipat bedanya. Bukan cuma mama mama saja yang hobi belanja disitu, anak muda muda juga berbondong-bondong rebutan di lapak erbe.

Meski di luar jawa, ENU (sebutan yang sama dengan eneng di sunda) enu disini tak kalah modis. Dengan semakin berkembangnya internet semua model pakaian yang ada di jawa, di sini juga ada.  kalo baju online, yang fotonya kece badai itu bisa juga dibeli siapapun termasuk kami dari flores. tentunya dengan ongkir yang gila gilaan. terkadang harga baju sama ongkir lebih mahalan ongkirnya. Sedih..

mending beli di saya aja. Bagus dan harga bersaing. Eh...

Biar kota kecil tapi teknologi tak boleh ketinggalan, ya kan say...salah satu tempat canggih di Borong ya..Borong Digital Studio, lebih tenarnya lagi tempat Om Ari, di tempat ini segala rupa jadi :-)
deh promosi lagi.....

balik lagi ke borong

Borong yang terletak di pesisir pantai selatan flores. Tentu memiliki udara menyengat di siang hari. Tak jauh berbeda dengan kota pesisir lain di nusantara.



Tak susah cari ikan laut segar. Terkadang karna terlalu banyak tangkapan ikan, para nelayan membuangnya kembali ke laut. Itu khusus untuk ikan mabok. Ikan yang jika terlalu lama terkena udara, maka akan menjadi gatal saat dimakan, mata memerah, dan mual-mual. Jadi bukan cuma moke (minuman like a beer, khas tanah flores) yang buat mabok di sini.

Tentulah Borong ini kota kecil. tapi dengan berbagai suku yang berbaur, Borong jadi lebih berwarna.

Ada orang jawa yang akan otomatis dipanggil mas dan mba. Juga orang padang, yang tak lain adalah pendatang, sebagian besar dari mereka adalah pedagang, pedagang apa saja, biasanya makanan dan pakaian.

Ada juga orang ende, bima, bajawa, sabu, dan suku suku lain. Dan pasti suku manggarai, penduduk asli.

Ucapan yang khas dari orang manggarai ini “neka rabo” yang artinya jangan marah. Hampir setiap kalimat selalu diawali atau diakhiri dengan kata neka rabo. Seperti, “neka rabo om ari, rongko ketinggalan eee”. Awalnya saya sendiri bingung, apa apa pake neka rabo. Lah saya nggak marah-marah kok. Ealah ternyata itu adalah sebuah ungkapan keramahan, semacam kita di jawa itu ya, “ngapunten nggih”. Kira-kira gitu.

Kalo pergi di kios beli air mineral, orang menyebut beli aqua ruteng. Maksudnya air kemasan di dalam botol. Jelas-jelas tulisannya Ruteng, masih aja sebut Aqua ;-)




Atau saat ada mas-mas penjual penthol (orang di sini sering menyebut bakso dengan penthol) yang biasa mangkal di pertigaan pertamina (pertamina = spbu). “mas, kasi kuahnya banyak sedikit” nah tuh, minta banyak  tapi sedikit. Hahaha. Maksudnya apa coba....

Masih ada lagi....e...ungkapan khas dari sini. Semisal ada tamu datang maka si tamu akan bertanya. “Ada Kaka Ari Mba?” ya saya jawab aja “ada keluar” hahaha....kalau ada berarti di dalam rumah kan? Nah ini ada tapi keluar. Piye jal. Saya pun jadi ikut ikut.

Pun masih banyak hal hal lain, yang tak sempat saya tulis semua di sini.

Kalo kebanyakan orang, akan menyepi atau tinggal di kampung saat sudah menua. Maka saya tak perlu menunggu tua dulu. Ini pilihan. Memang tak ada mol di sini, kalo molor iya. Tapi ada semacam perasaan nyaman dan tenang, yang saya sendiri susah mendefinisikannya.

So, kalo masih bertanya betah nggak wi?

Tak pentinglah saya tinggal di mana sekarang, asalkan bersamamu, aku rela bang #eeaaaaa

(ngerayu suami sendiri boleh dong. Yang nggak boleh itu ngerayu suami orang. Awas dirabek-rabek)


Borong, 26 Desember 2016

#kampungende #borong #manggaraitimur #flores #nusatenggaratimur #nekarabo #pantaiselatan #ruteng #lehong #moke #enu #ntt #aristudio #dewifashion