Kalau kebanyakan
orang, akan menyepi atau tinggal di kampung saat sudah menua. Maka saya tak
perlu menunggu tua dulu. Ini pilihan. Memang tak ada mol di sini, kalo molor
iya. Tapi ada semacam perasaan nyaman dan tenang, yang saya sendiri susah
mendefinisikannya.
BORONG, UNTOLD STORY……..
Kalo dengar kata
borong pasti yang dipikirin belanja…hihihi….
Kalo yang ini lain
mak…borong ini borong yang teramat istimewa dihati……
kalau buat saya
itu…
Konon disalah satu
kabupaten di Nusa Tenggara Timur ini, berpusat di Borong, sebuah kota kecil
yang merupakan ibu kota Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Pemekaran dari
Manggarai.
(Ada Manggarai yang
berpusat di Ruteng, Manggarai Timur di Borong dan Manggarai Barat yang berpusat
di Labuan Bajo. Terletak pada satu daratan yang dahulunya adalah Manggarai Raya).
Kota kecil gimana
sih… ya seukuran kota kecil di Pulau Flores gitu, dari situ kembali kesitu lagi…..jangan
pernah bayangin kayak Purwokerto di tanah Jawa…jauh…
Kali pertama
tinggal di Borong di tahun 2009 lalu…..hingga 2016 sekarang ya pasti udah
laeen. Yang sama cuma satu, pertanyaan buat saya…entah dari siapa saja pasti
selalu nanya BETAH nggak wi?
Hihihi (mringis)
Borong yang disebut
kota kecil (baca : kecil banget) itu lebih tepatnya sih disebut ibu kota
ekonomi. lah ko bisa….ya secara kan kalo
ibu kota kabupaten idealnya segala kegiatan terpusat disitu entah kegiatan
ekonomi atau pelayanan publik. Sementara untuk Kabupaten Manggarai Timur,
Kantor Bupati dan sederetan instansi pemerintah lainnya yang merupakan tempat
pelayanan publik ada di Lehong, beberapa kilometer dari Borong, dimana disitu
merupakan perbukitan gersang nan tandus. Di kiri kanan jalan terlihat perdu dan
ilalang. Yang jauh sekali dari keramaian, melewati jalan terjal berbatu dan
berdebu, ya lah di situ belum diaspal sampai dengan tahun 2015. Tahun 2016
sudah mulai berbeda kondisi jalannya. Udah mulai oke.
Bisa kebayang kan
gimana riweuh nya para penduduk bumi kalo lagi ngurusin entah itu kartu
keluarga, akte kelahiran atau dokumen lain-lain. Kalo ngojek borong-lehong PP mihil
sekale, apalagi kalo dari kampuang nan jauh di pota,sita, atau kisol. Belum
tentu satu kali jalan itu dokumen selesai. Adakalanya kepala dinas tak ada, om
yang operator tak masuk, atau karena memang dokumen yang butuh proses administrasi
lama. Kesian deh lo (hehehe). Tapi itu dulu.........sekarang akses ke lehong
semakin mudah dengan mulai diaspalnya jalan, meski baru separo. Tapi itu
lumayan, berasa lebih dekat.
Di Borong, belum
lama ini sudah terpasang gagah satu-satunya lampu bangjo di perempatan menuju
pasar. Cuma ya itu, kurang fungsi kalo pas sepi. Toh kendaraan tak terlalu
padat. Cuma di sini , lampu merah bisa jalan tak kena tilang. (ampun om pol...)
Mau cari makanan
lidah Jawa, padang, tinggal pilih, jarimu udah nggak pas buat ngitungin warung.
Penjual bakso di sepanjang jalan, tambah lagi dengan geng bakso arema yang
merangsek setiap sudut kampung, mulai dari gerobak jalan sampe gerobak motor.
ada.
Kalo mau beli baju,
selain di toko toko baju yang berjajar di pinggir jalan soekarno hatta, the
famous place lainnya ya RB. Ada di pasar. RB itu singkatan dari Rombengan. Rombengan
ini pakaian sisa ekspor, harganya paling murah sedunia flores, jika
dibandingkan dengan pakaian kredit kelilingan…bisa puluhan kali lipat bedanya. Bukan
cuma mama mama saja yang hobi belanja disitu, anak muda muda juga
berbondong-bondong rebutan di lapak erbe.
Meski di luar jawa,
ENU (sebutan yang sama dengan eneng di sunda) enu disini tak kalah modis.
Dengan semakin berkembangnya internet semua model pakaian yang ada di jawa, di
sini juga ada. kalo baju online, yang
fotonya kece badai itu bisa juga dibeli siapapun termasuk kami dari flores.
tentunya dengan ongkir yang gila gilaan. terkadang harga baju sama ongkir lebih
mahalan ongkirnya. Sedih..
mending beli di
saya aja. Bagus dan harga bersaing. Eh...
Biar kota kecil
tapi teknologi tak boleh ketinggalan, ya kan say...salah satu tempat canggih di
Borong ya..Borong Digital Studio, lebih tenarnya lagi tempat Om Ari, di tempat
ini segala rupa jadi :-)
deh promosi
lagi.....
balik lagi ke
borong
Borong yang
terletak di pesisir pantai selatan flores. Tentu memiliki udara menyengat di
siang hari. Tak jauh berbeda dengan kota pesisir lain di nusantara.
Tak susah cari ikan
laut segar. Terkadang karna terlalu banyak tangkapan ikan, para nelayan
membuangnya kembali ke laut. Itu khusus untuk ikan mabok. Ikan yang jika
terlalu lama terkena udara, maka akan menjadi gatal saat dimakan, mata memerah,
dan mual-mual. Jadi bukan cuma moke
(minuman like a beer, khas tanah flores) yang buat mabok di sini.
Tentulah Borong ini
kota kecil. tapi dengan berbagai suku yang berbaur, Borong jadi lebih berwarna.
Ada orang jawa yang
akan otomatis dipanggil mas dan mba. Juga orang padang, yang tak lain adalah
pendatang, sebagian besar dari mereka adalah pedagang, pedagang apa saja,
biasanya makanan dan pakaian.
Ada juga orang
ende, bima, bajawa, sabu, dan suku suku lain. Dan pasti suku manggarai,
penduduk asli.
Ucapan yang khas
dari orang manggarai ini “neka rabo”
yang artinya jangan marah. Hampir setiap kalimat selalu diawali atau diakhiri
dengan kata neka rabo. Seperti, “neka rabo om ari, rongko ketinggalan eee”. Awalnya
saya sendiri bingung, apa apa pake neka rabo. Lah saya nggak marah-marah kok.
Ealah ternyata itu adalah sebuah ungkapan keramahan,
semacam kita di jawa itu ya, “ngapunten nggih”. Kira-kira gitu.
Kalo pergi di kios
beli air mineral, orang menyebut beli aqua
ruteng. Maksudnya air kemasan di dalam botol. Jelas-jelas tulisannya
Ruteng, masih aja sebut Aqua ;-)
Atau saat ada
mas-mas penjual penthol (orang di sini sering menyebut bakso dengan penthol)
yang biasa mangkal di pertigaan pertamina (pertamina = spbu). “mas, kasi
kuahnya banyak sedikit” nah tuh,
minta banyak tapi sedikit. Hahaha.
Maksudnya apa coba....
Masih ada
lagi....e...ungkapan khas dari sini. Semisal ada tamu datang maka si tamu akan
bertanya. “Ada Kaka Ari Mba?” ya saya jawab aja “ada keluar” hahaha....kalau ada berarti di dalam rumah kan? Nah
ini ada tapi keluar. Piye jal. Saya pun jadi ikut ikut.
Pun masih banyak
hal hal lain, yang tak sempat saya tulis semua di sini.
Kalo kebanyakan
orang, akan menyepi atau tinggal di kampung saat sudah menua. Maka saya tak
perlu menunggu tua dulu. Ini pilihan. Memang tak ada mol di sini, kalo molor
iya. Tapi ada semacam perasaan nyaman dan tenang, yang saya sendiri susah
mendefinisikannya.
So, kalo masih
bertanya betah nggak wi?
Tak pentinglah saya
tinggal di mana sekarang, asalkan bersamamu, aku rela bang #eeaaaaa
(ngerayu suami
sendiri boleh dong. Yang nggak boleh itu ngerayu suami orang. Awas
dirabek-rabek)
Borong, 26 Desember
2016
#kampungende #borong #manggaraitimur #flores #nusatenggaratimur #nekarabo #pantaiselatan #ruteng #lehong #moke #enu #ntt #aristudio #dewifashion
#kampungende #borong #manggaraitimur #flores #nusatenggaratimur #nekarabo #pantaiselatan #ruteng #lehong #moke #enu #ntt #aristudio #dewifashion